SEJARAH

 

Pendirian Pondok Pesantren Nazhatut Thullab Prajjan Camplong Sampang Madura, bermula dari peristiwa "Babat Tanah Prajjan" oleh Kyai Abdul 'Allam yang mempunyai nama asli Pang Ratoh Bumi yang berasal dari ujung timur Pulau Garam Madura yaitu Kabupaten Sumenep. nama Abdul 'Allam adalah pemberian dari Hadratu Al Syaikh Aji Gunung Sampang, pada saat belajar dan nyantri yang ditemani oleh dua orang sahabat arib dari Pulau Jawa yang kemudian mendapat julukan Buju' Napo dan Gung Rabah Pamekasan.

Menurut sebagian hikayat (H. Abdurrahman Sumenep), pada saat Pangeran Cakra Ningrat II ditangkap oleh Kolonial Belanda (1674 – 1679) dan diasingkan ke Madura, K. Abd. ’Allam (Pang Ratoh Bumi) sering melakukan komunikasi dengan Pangeran Cakra Ningrat II dalam rangka membahas perjuangan rakyat dalam melawan penjajah/ Belanda. Berdasarkan hikayat tersebut, maka eksistensi perjuangan K. Abd. ’Allam dalam melawan penjajah, masanya hampir bersamaan dengan masa perjuangan Pangaran Cakra Ningkrat II.

Berdasarkan catatan kecil sejarah leluhur kota Sampang, bahwa K. Abdul ‘Allam ketika masih berguru kepada Buju’ Aji Gunung bersama kedua temannya (Buju’ Napo dan Gung Rabah Pamekasan) mendapat tugas dari guru beliau untuk pergi ke kediaman Ratoh Ebuh di Bangkalan. Adapun tugasnya adalah untuk mengambil Al Qur’an dan sebuah cincin sang guru yang jatuh ke dalam jamban (WC). Mandat tersebut beliau terima pada saat sang guru hendak melaksanakan sholat Ashar dan diharapkan sebelum Maghrib kedua benda tersebut sudah diterima di Sampang. “Subhanallah, Masya Allah” Biidzinillah dalam sekejap, perintah tersebut dapat dilaksanakan oleh kedua murid Aji Gunung sebelum masuk Maghrib. Oleh karena itulah, sang guru kemudian memerintahkan kepada santrinya yang berasal dari jawa untuk hijrah (Ihyaul Mawat/Babat Tanah Baru) ke arah Utara Timur Kota Sampang tepatnya di Kecamatan Omben sekarang di Desa Napo yang selanjutnya di juluki oleh masyarakat sekitar dengan julukan Buju’ Napo.

Gung Rabah diperintahkan untuk berihyaul Mawat ke daerah Pamekasan. Sedang untuk Pang Ratoh Bumi atau K. Abdul ‘Allam sendiri diperintahkan untuk ‘Aduko’ ke daerah Timur Utara Kota Sampang yaitu Desa Panyajjeen” yang sekarang menjadi Desa Prajjan Kecamatan Camplong. Di tempat tersebut terdapat sumber mata air yang cukup besar (sumber Prajjan). Di daerah ini beliau didampingi salah satu putri Hadratu Al Syaikh Aji Gunung. Abdul ‘Allam mempunyai dua orang Putri yang bernama Nyai Syaibah dan Nyai Syaidah serta satu putra Kyai Abdul Kamal. Salah satu putri Buju’ Abdul ‘Allam menetap di daerah Prajjan dan mendirikan pesantren yang bernama “Langgar Tana” (Surau/ langgar pertama kali yang terbuat dari tanah). Sedangkan putra beliau yakni Kyai Abdul Kamal, melanjutkan perjuangan Kyai Abdul ’Allam yakni Rukhiyah Islamiyah dan Rukhiyah Wathoniyah (dakwah kemasyarakatan dan kepemerintahan) yang menempati Langgar Genteng atau Langgar Bara’ yang sekarang menjadi Pondok Pesantren Nazhatut Thullab.

Silsilah Kyai Abdul ‘Allam seperti yang tetera dalam kisah Babat Tanah Prajjan dimulai pada tahun 1702 M. Sampai saat ini, Buju’ Abdul ’Allam telah memiliki 10 (sepuluh) keturunan, yaitu :

  1. Abdul ‘Allam
  2. KH. Abdul Kamal bin Kyai Abdul ‘Allam
  3. KH. Masajid bin Abdul Kamal
  4. Su’aidi bin KH. Masajid
  5. Sufyanah bin KH. Su’aidi
  6. Alimuddin bin KH. Sufyanah
  7. Syabrawi bin KH. Alimuddin
  8. Muhammad Zaini bin KH. Syabrawi
  9. Ahmad Mu’afi Alif Zaini bin KH. Muhammad Zaini
  10. Muhammad bin KH. Ahmad Mu’afi Alif Zaini (sekarang)

Nama Nazhatut Thullab berasal dari bahasa arab yaitu Nazhatun yang berarti Kebun atau Taman dan Al-Thullab yang berarti Pelajar atau Siswa.

Sejak periode Ketujuh Pondok Pesantren Nazhatut Thullab mulai menata diri. Bahkan, sejak masa itu, Pondok Pesantren ini menjadi Pioner sistem pendidikan klasik, yang selanjutnya telah melahirkan berbagai lembaga pendidikan dengan sistem yang sama pada masanya. Hingga kini Pondok Pesantren Nazhatut Thullab telah berusia 3 (tiga) Abad lebih, dihitung sejak terjadinya peristiwa Babat Tanah Prajjan, yaitu pada tahun 1702 M.

Memasuki periode ke-9 (Sembilan) itulah Pondok Pesantren Nazhatut Thullab mengembangkan dengan mendirikan beberapa unit lembaga pendidikan formal yang berpangkal kepada beberapa Departemen Pemerintah yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Departemen Agama dan Departemen Kesehatan, dengan mendirikan :

1.  Madrasah Diniyah (didirikan sejak Tahun 1702 M)

2.  MTs Nazhatut Thullab (didirikan Pada Tahun 1969)

3.  SMP Nazhatut Thullab (didirikan pada Tahun 1995)

4.  MA Nazhatut Thullab (didirikan Pada Tahun 2001)

5.  SMA Nazhatut Thullab (didirikan pada Tahun 1988)

6.  SMK Nazhatut Thullab (didirikan pada Tahun 2003)

     A. Jurusan TKJ

     B. Jurusan Akuntansi

7.  IAI Nazhatut Thullab (Institut Agama Islam Nazhatut Thullab, didirikan pada tahun 1988)

A. Fakultas Tabiyah

Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

B. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Prodi Studi Ekonomi Syari’ah (ES)

Perbankan Syari'ah (PBS)

C. Jurusan Syariah & Dakwah

Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI)

Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)